Jangan Takut Naik Kapal Pelni

Maret 28, 2019



Kapal dalam beberapa tahun terakhir ini serasa menjadi momok menakutkan bagi orang-orang pada umumnya, ya moda transportasi kapal laut memang merupakan salah satu moda transportasi yang paling sulit dicari informasinya di internet hingga saat ini,  entah karena memang minim peminat atau bahkan memang tidak ada penggemarnya selayaknya busmania, railfans  maupun infoflyer. Saat ini kita malah mendengar desas desus bahwa  kapal laut itu menyeramkan, kotor, tidak nyaman dan segala hal buruk yang membuat kita enggan mengarungi lautan dengannya. Namun apakah tahun 2019 masih seperti itu? Pertengah Februari 2019 lalu saya berkesempatan menumpang salah satu kapal milik BUMN negeri PT.Pelni yaitu KM Dorolonda menuju Makassar dari Surabaya. Awalnya saya cukup susah mencari informasi mengenai cara memesan tiket kapal pelni, namun setelah saya mengubungi CS PT pelni di Whatsapp dengan sigap petugas CS membalas dan memberikan informasi yang jelas. Saat ini tiket pelni dapat dipesan melalui aplikasi di handphone namun hanya terbatas di OS Android. Pembayaran dapat dilakukan di gerai alfamart dan indomaret serta melalui bank BRI. Hal ini tentu sangat membantu bagi orang yang pertama kali naik kapal pelni sepeerti saya ini. Namun hal ini seakan terasa begitu terlambat mengingat moda transportasi lain seperti KAI sudah menggunakan sistem ini sejak lama dan melaju pesat meninggalkan moda  transportasi kapal laut ini.

Tiket kapal pelni, dapat ditukar di loket resmi pelni di pelabuhan
Tiket kapal Dorolonda saya dapatkan seharga 272.000 rupiah untuk perjalanan 27 jam membelah laut jawa dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar. Perjalanan saya mulai setibanya kami di pelabuhan Tanjung perak, di gerbang pelabuhan kami  dikenakan biaya karcis masuk Rp.3000 , ya seakan masuk ke zaman beheula dimana masuk ke terminal dikenakan biaya peron. Entah ini pungutan resmi atau pungutan liar saya tidak berani berspekulasi dini, yang jelas saya tidak diberikan bukti pembayaran apapun.  Sesampainya di dalam pelabuhan Tanjung Perak sudah tersandar jelas sebuah kapal bertuliskan “Dorolonda”, saya pun bergumam dalam hati “cakep nih kapal”, ya kapal  pelni tergolong lebih besar dari kapal penyeberangan milik ASDP, selama ini perjalanan paling jauh saya hanya melewati selat sunda menggunakan kapal ASDP. 
KM Dorolonda dari Pelabuhan Tanjung Perak 
Bangunan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebenarnya cukup megah,bahkan hampir menyamai terminal domestik bandara juanda. Saya pun sempat mampir membeli logistik untuk persiapan selama di kapal, saya mampir ke gerai Alfamart di area pelabuhan, saya cukup terkejut dengan harga yang dijual di dalam, ya harga yang dijual jauh lebih mahal sekitar 50 persen dari harga normal. Saran saya lebih baik beli makanan sebelum sampai di pelabuhan, karena di area pelabuhan semua barang dan makanan mendadak lebih mahal dan menguras dompet.
Hiruk-Pikuk Pelabuhan Tanjung Perak
Kapal saya dijadwalkan berangkat pukul 21.00, pukul 19.00 kami menuju area depan pelabuhan. Di depan pelabuhan sudah berjejer ratusan manusia yang akan naik ke kapal yang sama, semua mencari spot yang nyaman untuk duduk-duduk. rata-rata kebanyakan adalah perantau yang ingin kembali ke daerah asalnya, kami pun berjumpa dengan bang naim, pemuda asal ambon yang kami temui di bus damri saat menuju ke pelabuhan, saya pun dijanjikan akan dicarikan tempat tidur yang nyaman, karena menurut ia sistem pembagian tempat tidur adalah sistem siapa cepat ia dapat, walaupun di tiket tertera nomor dek dan tempat tidur. Pukul 20.00 kami memasuki area check in, kami melewati X-Scanner selayaknya di bandara, namun  nampaknya peralatan X-Scanner hanya sekedar formalitas dan terlalu berguna, karena jumlah penumpang yang masuk tak sebanding dengan jumlah X Scanner yang tersedia, selain itu petugas jaga di areal checkin pun kalah jumlah dengan luapan massa yang ingin segera naik ke dek kapal. Semua orang yang ada di area check ini terlihat begitu tidak sabar dan tidak tertib. Ya kalau boleh saya bilang fasilitas yang baru dan modern belum tentu seiring dengan mental masyarakat. Saya pun ikut mengantri di barisan check in, barisan orang-orang pun masih belum tertib, petugas nampak kewalahan mengatasi ketidaktertiban masyarakat negara +62 ini. “budayakan antri, budayakan tertib!”, sorak petugas berkali-kali, dan nampaknya para pengguna moda kapal kebanyakan belum mengerti budaya antri, saling serobot masih menjadi hal yang umum, petugas pun dengan tegas mengusir para penumpang yang menyerobot antrian. Saya pun sampai di depan meja check in, petugas berulang kali nampak mengecek tiket dan KTP saya, dan menanyakan nama saya, ya nampaknya foto KTP saya yang tidak jelas akibat dimakan umur serta perkembangan wajah saya yang semakin menua, membuat bapak petugas check in curiga. Nampaknya PT.Pelni sudah meningkatkan pelayanan dan mengurangi potensi percaloan tiket yang dulu sangat umum terjadi, tentu hal ini menjadi sebuah perubahan yang baik bagi pelni. Setelah yakin kemudian petugas menstempel tangan saya dan saya pun menuju ke kapal.  Bersama bang Naim, saya pun mengekor di belakang porter yang rencananya akan mencarikan spot tempat tidur ternyaman di kapal. namun kami pun sedikit terkejut, petugas nampak begitu banyak di dek kapal sambil menanyakan nomor tempat tidur kami, para porter pun juga nampak kebingungan akan peraturan baru ini. Beruntungnya saya mendapatkan dek 5 yang cukup bersih. Sedangkan bang Naim justru mandapat dek 4 yang dekat sampah dan menjadi sarang tikus. Ya nampaknya PT. Pelni perlu memikirkan kembali mengenai kenyamanan dan kesehatan penumpang, dek bawah kapal sangat pengap dan beraroma tidak sedap. Memang sampah tidak boleh dibuang ke laut, namun sudah sepantasnya juga ditempatkan selayaknya dan tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan penumpang, tidak terbayang jika tidur di tempat itu selama berhari-hari.
Fasilitas dalam kapal Pelni, kasur dengan matras. 
Pukul 21.00 kapal lepas sandar dari pelabuhan Tanjung Perak. Saya pun segera menuju tempat tidur dan merapikan barang bawaan. Selain tempat tidur dengan matras yang lumayan empuk di kapal tersedia kamar mandi umum dengan air terus mengalir (jangan tanyakan aromanya), makan 3 kali sehari dengan menu dan rasa seadanya, kantin, musholla yang sangat bersih, siaran TV nasional, serta hiburan berupa bioskop mini serta live music pada malam hari, tersedia pula air panas gratis, jadi jika ingin menghemat pengeluaran lebih baik bawa lauk pauk, p*pmie dan kopi sendiri, karena makanan dan minuman di kapal jauh lebih mahal, kopi kapal ap* sachetan dihargai 10 ribu per cup, ayam crispy dengan nasi dihargai 35 ribu per porsi. 27 jam perjalanan di kapal tak ada hal berarti yang saya lakukan selain tidur dan serta bercengkerama dengan penumpang lain di dek kapal serta nongkrong di kantin dek atas kapal. 
Menu makan super seadanya :)

Menu makan dengan susu di pagi hari


Musholla yang bersih dan dingin dengan penyejuk ruangan
Naik kapal Pelni sebenarnya cukup nyaman asalkan pesan jauh-jauh hari dan cetak tiket lebih awal agar dapat dek yang lebih nyaman. Persiapkan logistik yang cukup karena di kapal makanan minuman sangat mahal. Jangan tergiur tawaran porter untuk dicarikan tempat tidur, ibu-ibu disamping saya bahkan terkena tarif 150 ribu hanya untuk membawakan barang dari areal check in ke dek kapal. Bercengkeramalah dengan penumpang lain, karena yang membedakan kapal dengan transportasi lain adalah rasa kebersamaan antar penumpang yang tentu saja tak akan terasa di kabin pesawat. Jadi tak perlu takut naik kapal Pelni!
Bonus pemandangan selama perjalanan



3 komentar:

  1. Konten penuh dengan ujaran kebencian
    Hail satan

    BalasHapus
  2. dikit lagi udah kaya novel Rinduuu.. BTW UDAH DIBACA YAA MAS YAAA BLOGNYAAAA.. bilang apa?

    BalasHapus
  3. Permisi mas, ketika kita berbicara tentang jangan takut. Apasih yg bikin kita takut? Mungkin lebih di keamanan dan kenyamanan. Nah, dari narasinya mas mungkin lebih menjelaskan ttg kenyamanan didalam kapal. Mungkin akan lebih baik jika ditambahkan narasi keamanan juga, lebih ke safety bukan security.
    *Nb: safety dan security berbeda

    Makasih mas

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.