Kawah Sikidang : Kisah Cinta Dan Rambut Gimbal

Januari 13, 2014

Seperti  postingan sebelumnya, saya dan rekan bisnis bebek apung akan mengunjungi salah satu objek wisata di Dieng, yaitu Kawah sikidang, kawah sikidang terletak lumayan jauh dari Kompleks Candi Arjuna, bahkan saya sempat terkecoh dan salah ambil jalur menuju arah kawah Sileri karena asap belerang yang terlihat dari kompleks candi arjuna (saya tidak tahu berasal dari kawah apakah itu, karena menurut peta wisata yang saya download di internet, kawah sileri letaknya cukup jauh dari Candi Arjuna).

Kita lupakan tentang asap belerang, untuk menuju kawah sikidang dari arah Kompleks Candi Arjuna, saya sarankan anda untuk berjalan kaki saja tapi ingat tips ini hanya untuk orang-orang yang sehat fisik dan juga memiliki dompet tipis, jika anda memang sedang tidak enak badan atau anda seorang wanita tulen bisa menggunakan jasa ojek, dan sudah pasti anda harus mengeluarkan kocek lebih. Jarak antara Kompleks candi Arjuna dengan Kawah Sikidang sebenarnya tidak terlalu jauh, kurang lebih 2 kilometer, namun yang membuatnya terasa jauh dan melelahkan adalah kontur jalannya yang naik turun, apalagi harus menggotong tas segede bagong, menambah berat perjuangan untuk mencapai Kawah Sikidang.

Sesampainya di Pintu masuk Kawah Sikidang banyak terdapat ibu-ibu yang menawarkan masker, sekali lagi tips dari saya jika anda ingin menghemat uang anda, bawalah masker ataupun slayer sendiri. Karena kami sudah membeli tiket di Kompleks Candi Arjuna, kami tidak perlu lagi membeli tiket di pintu masuk.

ibu-ibu penjual masker

Jarak antara pintu masuk Kawah Sikidang dengan Kawahnya sendiri ternyata cukup jauh juga kira-kira hampir 1 kilometer jika tidak salah. Namun jika didasari oleh niat dan tekad yang kuat, jarak yang jauhpun menjadi tidak terasa.

Kawah Sikidang terletak pada wilayah kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Nama Sikidang berasal dari legenda seorang Raja bernama Kidang Garungan yang memiliki kepala berbentuk kidang (rusa). Raja tersebut hendak meminang Ratu Shinta Dewi yang terkenal akan kecantikannya. Namun Ratu tersebut menolak secara halus. Dia memberikan syarat agar dibuatkan sumur yang dalam. Saat Raja menyelesaikan sumur, Ratu bersama pengawalnya mengubur Sang Raja yang masih berada di dasar sumur. Raja yang marah kemudian berusaha keluar dari dalam tanah. Kekuatannya mengakibatkan bumi bergetar dan keluarnya uap serta air panas yang berpindah-pindah layaknya seekor kidang (rusa). Dalam kemarahannya Raja Kidang Garungan mengutuk semua keturunan Ratu menjadi berambut gimbal. Dan begitulan asal-usul kemunculan anak anak berambut gimbal di Dieng, entah benar atau tidak itulah kepercayaan masyarakat Dieng.  Uap panas dari Kawah Sikidang juga digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTG), uap-uap ini disalurkan dengan pipa-pipa besar yang terdapat disepanjang jalan menuju Kawah Sikidang.

informasi diatas saya kutip dari papan informasi ini
Di Kawah Sikidang anda juga bisa berfoto-foto dengan kuda lengkap dengan cosplay malaikat mautnya, selain itu hasil jepretan bisa langsung diprint (mereka membawa printer beserta Laptop dan Generator!). Ahay Indonesia! Selain itu juga disini juga terdapat warung-warung yang menyajikan makanan hangat yang menggugah selera!

narsisme on Kawah Sikidang





1 komentar:

  1. bagus mas tulisannya tentang wisata ke dieng, hampir aja saya mau berangkat bulan-bulan ini, setelah baca ternyata ga enak ya kalo berangkat pas lagi musim-musimnya ujan.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.